Tradisi Rimpu, Ini Ungkapan Wali Kota Bima

Kategori Berita


Iklan Semua Halaman

.

Tradisi Rimpu, Ini Ungkapan Wali Kota Bima

Kamis, 11 Mei 2023

 

Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi SE (dokumentasi Dinas Kominfotik Kota Bima) 

 

Kota Bima, Topikbidom.com – Tradisi budaya salah satunya Rimpu, sampai saat ini menjadi tren budaya dikalangan Masyarakat Kota Bima. Rimpu adalah cerminan budaya bagi kau perempuan daerah Maja Labo Dahu (Semboyan Bima).

 

Kebiasaan rimpu oleh kalangan perempuan, juga mendapat perhatian serius dari Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi SE. Melalui momentum Pawai Rimpu Mantika yang berlangsung Minggu 7 Mei 2023 di halaman kantor Wali Kota Bima, orang nomor satu di Kota Bima ini mengatakan rimpu mempunyai sejarah besar bahwa orang Bima, mempunyai falsafah hidup Maja Labo Dahu (Malu dan Takut). “Artinya perempuan – perempuan Bima pada masa itu, bagaimana proses islamisasi yang ada di tanah Bima mengenakan kain rimpu menutup auratnya,” ungkap H Muhammad Lutfi SE.

 

Lanjut Wali Kota, perempuan (gadis) Bima mengenakan Rimpu Cili dan perempuan yang menikah mengenakan Rimpu Tolo.  Maka itu, dirinya bersama Wakil Wali Kota Bima, sangat bangga karena tradisi ini sangat dirawat masyarakat Kota Bima. Menurutnya, tidak mudah merawat tradisi dan hanya orang-orang yang memiliki kesadaran bahwa  tradisi dan budaya merupakan nilai-nilai yang tidak bisa dilupakan.

 

“Daerah yang menjaga tradisi dan budaya, itu daerah yang mempunyai falsafah hidup dan menjaga norma – norma yang ada di daerahnya. Kita tahu Maja Labo Dahu bukan sekedar hadir serta merta, tapi merupakan wajah denyut nadi masyarakat Bima. Masyarakat yang takut kepada Allah SWT, malu kepada manusia sehingga bisa menjaga norma-norma yang ada. Semua tahu orang Bima budaya malunya sangat tinggi, tidak melakukan atau menabrak norma – norma, tidak bermaksiat dan tidak melakukan hal- hal yang gibah,” jelasnya.

 

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bima, Apresiasi dan Nyatakan Kegiatan Festival Rimpu Terus Ditingkatkan?

 

Lanjut Wali Kota, dirinya bersama Wakil Wali Kota Bima, mengapresiasi festival Rimpu ini dan sudah dilaksanakan selama 3 tahun secara berturut-turut, bahkan tahun 2019 kemarin kegiatan ini mendapat Rekor Muri, kemudian juga di tahun 2022 lalu, begitu banyak tumpah ruah masyarakat yang hadir. Begitu, juga di tahun 2023 ini, tidak membuat masyarakat menyerah (gerah), ternyata melihat ekonomi tumbuh, masyarakat tenun semakin percaya diri bahwa produk – produknya bukan saja laku di Kota Bima, tapi laku di belahan antero masyarakat yang ada.

 

“Ini menandakan partisipasi dari Dekranasda Kota Bima yang luar biasa dibawah kepemimpinan Umi Ely, mengingat setiap tahun komitmen mendorong UMKM atau usaha – usaha masyarakat pertenunan dengan bantuan benang – benang, sehingga riak pikuk pada pertenunan begitu banyak corak corak  yang tidak bisa dihitung warnanya sehingga estetika (nilainya) menandakan bangsa kita adalah bangsa yang penuh dengan seni dan budaya. Kita harus bangga menjadi orang Bima,” terangnya.

 

Wali Kota, juga menyampaikan rasa terimakasih kepada masyarakat dan pihak lainnya termasuk institusi TNI Polri, BUMN, Kementerian Agama dan lainnya yang ikut berpartisipasi memeriahkan festival Rimpu Mantika. Menurutnya, Bahasa MANTIKA bukan sekedar Cantik, tapi cantik hatinya, budi pekertinya, perilakunya, sehingga orang Bima bisa dipandang untuk menjaga norma – norma untuk kehidupan kebudayaan. Ia, percaya perilaku cantik di Kota Bima tidak ada hentinya. Itu terbukti, sampai saat ini Kota Bima setara dengan kota-kota lainnya, kota yang membangun dan kota menggagas inovasi. “Semua ketahui bersama, setelah saya masuk bersama pak wakil, inovasi yang diraih Kota Bima dari urutan yang ke 430 menjadi urutan 5 besar,” ungkapnya lagi.

 

Wali Kota Bima Ungkap Prestasi di bidang pelayanan publik dan mampu meraih urutan ke 3 se-Indonesia?

 

Sambung Wali Kota, daerah ini (Kota Bima) meraih pelayanan Publik nomor 3 se-Indonesia. Artinya, budaya pungut memungut dan sogok menyogok di dalam pelayanan birokrasi, tidak ada. “Begitu, juga dengan perilaku-perilaku pelanggaran lainnya tidak ada dan bukti ini  diambil sampling dari masyarakat,” terangnya lagi.

 

Lutfi-Fery (Wali Kota dan Wakil Wali Kota) Bima, Pastikan Perilaku Sogok Menyogok Tidak Ada?

 

Tambah Wali Kota, perilaku (budaya) sogok meyogok di dalam jabatan tidak ada, sebab dirinya dengan wakil wali kota, punya komitmen perilaku semacam itu tidak pernah ada. “Kami memimpin Kota Bima dengan rasa, kami bukan anak siapa – siapa, tapi kami membangun Kota Bima dengan rasa, cinta dan kasih sayang untuk mengantarkan Kota Bima yang lebih maju lagi dan lebih setara dengan kota – kota lain. Saya atas nama pemerintah Kota Bima menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak di Kota Bima. Tanpa dukungan semua pihak tidak mungkin pesta budaya rimpu ini bisa terlaksana dengan baik,” tandasnya. RUL/$