Pilkada untuk menyatukan dan bukan untuk memecah belah

Kategori Berita


Iklan Semua Halaman

.

Pilkada untuk menyatukan dan bukan untuk memecah belah

Sabtu, 07 November 2020

 



Oleh : HM Agoes Soeryanto*

Di dunia olahraga, Sportifitas merupakan sikap adil, jujur terhadap lawan yang menjadi nilai utama. Saat ini di Kabupaten Dompu, sedang mengalami ujian sportifitas dalam tikungan tajam demokrasi Pemilukada (Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Dompu periode 2021-2026). Masih diuji di lapangan, apakah pihak yang kalah dapat sportif menerima dan mengakui kekalahannya.


Olah raga tidak hanya membuat tubuh dan mental sehat, melainkan olahraga juga kental dengan nilai-nilai filosofi. Dalam dunia olahraga, selalu ada yang namanya kompetisi, menang dan kalah. 


Segenap insan olahraga paham betul azas penting dalam kompetisi adalah fairness, mematuhi regulasi yang ada, menjunjung tinggi moral, keadilan dan jiwa sportivitas. Internalisasi nilai-nilai itu demikian penting diterapkan. Dalam konteks inilah olahraga menjadi bagian penting sebagai instrumen pembentukan nilai dan karakter bangsa.


Sama dengan pelaksanaan demokrasi elektoral yang sedang dilaksanakan di Kab Dompu bahwa  demokrasi Pancasila hakikatnya adalah menyatukan, bukan memecah belah. Demokrasi Pancasila berpijak nilai-nilai Pancasila yang menekankan Persatuan Nasional dan Hikmat Kebijaksanaan.


Sebagai Kabupaten yang memiliki motto NGAHI RAWI PAHU (satunya kata dalam perbuatan), Kabuapaten Dompu harus  menghadirkan pertandingan demokrasi melalui Pilkada. Tujuannya adalah untuk memilih pemimpin setiap lima tahun kedepan. Berbeda dalam pilihan politik itu hal yang biasa. Namun, persaudaraan itulah yang terpenting. Karena, perbedaan itulah yang akan menyatukan semuanya. 


Mereka yang terpilih kemudian membentuk pemerintahan untuk  lima tahun ke depan dan bertugas melayani segenap kepentingan rakyat tanpa terkecuali. Dengan membentuk pemerintahan inilah, maka cita-cita masyarakat Dompu yang adil, makmur dan sejahtera Insya Allah bisa diwujudkan.


Oleh karena itulah mari kita rapatkan barisan. Jaga terus persatuan dan kesatuan. Sebab persatuan adalah aset terbesar bangsa ini. Selanjutnya, jika nanti Pilkada telah selesai, maka selesailah sudah semua persaingan politik yang terjadi. 


Segala sengketa menyangkut hasil Pilkada, kita serahkan kepada mekanisme hukum yang telah kita sepakati di negara kita. Dan saat itulah kita kembali merajut tali persaudaraan diantara kita semua. 


Bersatu padu dalam bingkai indah NGGAHI RAWI PAHU. Membangun Dompu kedepan yang lebih baik lagi, dengan satu niatan Ikhlas bekerja , tulus mengabdi dalam membangun Indonesia dari Dompu tercinta.


Sejarah mencatat: Sumpah Maha Patih Gajah Mada (1331) silam. Pernah menyebut bahwa DOMPO (Dompu), adalah salah satu Kerajaan yang akan menjadi ekspedisi atau misi menyatukan Nusantara. Artinya, bahwa Dompu tempo dulu merupakan kerajaan besar dan sangat penting bagi Majapahit terutama Gajah Mada Sang legenda tersebut dalam mencapai cita - cita dan tujuannya. Tidak salah jika kita semua  mengatakan BANGGA MENJADI DOU DOMPU. 


Pilkada sejatinya adalah, suatu cara dalam tatanan politik dalam menyusun  pemerintahan demokrasi yang  adil, jujur dan bermartabat. Pilkada untuk menyatukan dan bukan untuk memecah belah.


Tiga Paslon yang akan bersaing dalam merebut hati rakyat Dompu pada 9 Desember 2020, adalah putra dan putri terbaik yang dimiliki oleh Kabupaten Dompu saat ini. Secara administrasi, KPU telah memberikan tiga Paslon untuk dipilih rakyat Dompu. 


Artinya, bahwa dari tiga Paslon tersebut salah satu pasangan akan menjadi pemenang dalam Pilkada mendatang. Dan dua Paslon lainnya tentunya harus legowo menerima hasil pilihan rakyat  yang sudah diberikan dan menjadi pilihannya. Disinilah jiwa besar sebagai seorang kesatria akan diuji. Intinya adalah MENANG TERHORMAT, KALAH BERMARTABAT.

Semoga Pilkada Dompu 9 Desember 2020, akan berlangsung dengan aman dan kondusif..Amin Ya Robbal Alamin.(*)

*Penulis adalah Pengurus FKPPI XXV-05 Cab Dompu/Mantan pengurus PWI perwakilan Dompu.