Pedagang Jagung Bakar dan Rebus Ini Ngaku Tidak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah

Kategori Berita


Iklan Semua Halaman

.

Pedagang Jagung Bakar dan Rebus Ini Ngaku Tidak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah

Selasa, 01 November 2022
Inilah Salma didampingi anaknya, saat menjual jagung bakar dan rebus serta lainnya di pinggir jalan di wilayah Kabupaten Dompu (dok: Topikbidom.com)


Dompu, Topikbidom.com - Ditengah pemerintah daerah, menggelorakan kesuksesan program jagung di wilayah Kabupaten Dompu, ada masyarakat Dompu yang terkesan menelan pil pahit (penderitaan) dan berbanding terbalik dengan kondisi Dompu, yang akhirnya bisa disimpulkan masyarakatnya belum sejahtera. 


Kondisi ini, dialami Salma (perempuan umur 73 tahun) warga Kelurahan Dorotoi, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Salma yang sudah puluhan tahun lebih menjadi pedagang Jagung Bakar dan Rebus di lokasi pinggir jalan tepatnya di depan Gedung Pemuda (depan kantor Bappenda) Dompu dengan menggunakan peralatan seadanya,  ini mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat, Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Dompu. 


"Saya sudah 10 tahun menjadi pedagang jagung bakar dan rebus, tidak pernah mendapat bantuan apa-apa dari pemerintah," ungkapnya, saat ditemui dan diwawancarai wartawan Topikbidom.com,  Selasa (1/11/2022). 


Selain tidak pernah mendapat bantuan khususnya rombong untuk tempat menjual jagung bakar dan rebus. Juga, beberapa orang anaknya yang mengenyam pendidikan di bangku SMA, SMP dan SD, tidak pernah mendapatkan bantuan beasiswa miskin atau lainnya. "Kehidupan saya sangat sulit, tapi pemerintah tidak pernah melirik atau membantu saya," katanya. 


Lanjut Salma, biaya kehidupan selama ini, itu hanya mengandalkan hasil jualan jagung bakar dan rebus. Hasilnya, pun tidak seberapa hanya Rp.100 ribu per-harinya. 


"Kalau memasuki musim hujan seperti ini, jagung bakar dan rebus yang saya jual, sedikit yang berminat (membeli). Bahkan, saya kebingungan kalau hujan datang, dagangan saya basah. Kehidupan kami sangat pahit seperti menelan pil pahit," jelasnya. 


Lebih jauh, Salma berharap adanya perhatian pemerintah, agar bisa meringankan beban kehidupan yang pahit. "Kami heran, kenapa kami yang kondisi kehidupan seperti ini, tidak pernah tersentuh oleh bantuan pemerintah. Semoga ke depan pemerintah bisa memperhatikan kami," tandasnya sembari mengakhiri keluh kesahnya. 


Berdasarkan informasi dihimpun media ini, kondisi kehidupan yang dialami Salma bersama keluarga, menambah daftar panjang garis kemiskinan di Bumi Nggahi Rawi Pahu (Dompu). Mestinya, pemerintah tidak tinggal diam dan harus bergerak cepat untuk membantu masyarakat yang masuk katagori ekonomis lemah. RUL