Foto Ilustrasi obat pertanian dan bibit jagung
Dompu, Topikbidom.com - Pemda Dompu mengaku telah melakukan berbagai langkah dan upaya untuk meminimalisir keresahan para petani terkait naiknya harga obat pertanian dan bibit jagung menjelang musim tanam tahun 2021-2022.
"Kami pemerintah sudah mengundang seluruh pengusaha (agen distributor, pemilik toko dan kios) obat-obatan pertanian guna membahas masalah kenaikan harga obat pertanian," ujar Sekda Dompu Gatot Gunawan Perantauan Putra SKM, M.Mkes, Minggu (14/11/2021).
Diakui Sekda yang juga selaku Ketua Tim Pengawasan Pupuk dan Pestisida, bahwa pihaknya selaku pemerintah sudah meminta kepada para pengusaha , agar tidak menaikkan harga obat khususnya untuk barang atau stok lama. "Namun ternyata kenaikan harga obat pertanian itu merupakan masalah global (nasional," ungkapnya.
Lanjut Sekda, pemerintah saat ini hanya bisa memfasilitasi dengan mengarahkan kepada petani untuk program KUR (Kredit Usaha Rakyat) melalui Bank pemerintah (BUMN). "Kami hanya memfasilitasi kemudahan akses bagi para petani seperti proses program KUR," jelasnya.
Sekertaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Dompu, Syahrul Ramadhan SP, saat berdialog dengan para pengusaha |
Sekertaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Dompu, Syahrul Ramadhan SP, saat mengecek langsung di lokasi penjualan obat pertanian dan bibit jagung |
Sementara itu, Sekertaris Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Dompu, Syahrul Ramadhan SP, juga mengaku pihaknya sudah turun ke lapangan dengan mengunjungi toko atau kios obat-obatan untuk mengecek langsung harga obat pertanian.
Ia juga menyebut, fakta di lapangan ternyata harga obat pertanian dan bibit jagung naiknya tidak mencapai 50 sampai100 persen.
"Contohnya, harga obat jenis Bitop dari harga Rp 525.000 tahun 2020 naik menjadi Rp 575.000 tahun 2021. Jenis Lindomil 1 Rp 110.000 per-liter tahun 2020 naik menjadi Rp 120.000 tahun 2022. Bibit jagung merek Pioneer Rp 1,8 juta. Advan 777 Rp 1,8 juta dan bibit jagung merek BISI Rp 1,6 juta tahun 2021 (sebelumnya harga bibit jagung semua merek ini Rp 1,5 juta tahun 2020)," terang Syahrul.
Menurut Syahrul, kenaikan harga obat pertanian dan bibit jagung masih relatif normal (tidak signifikan). Kenaikan harga obat pertanian dan bibit jagung murni bisnis dari perusahaan atau produsen (pabrik) secara global.
"Upaya yang dilakukan pemerintah daerah yakni memfasilitasi dengan program kemitraan KUR seperti sistem Yaro (Bayar Separo) didepan dan sisanya membayar setelah panen. Hal ini dilakukan guna menyikapi kesulitan keuangan para petani menjelang musim tanam," Tandasnya. Bagus Haryo PJK