Kebutuhan Versus Corona

Kategori Berita


Iklan Semua Halaman

.

Kebutuhan Versus Corona

Minggu, 26 April 2020
Sekertaris Puskesmas Dompu Kota, Mulyadin AMD.Kep (foto/ist)

Oleh : Mulyadin, AMD.Kep

Berbicara tentang kebutuhan, tentu akan sangat berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhannya tiap hari dengan cara bekerja membanting tulang untuk biaya hidup keluarga.

Kebutuhan -kebutuhan tersebut harus terpenuhi secepatnya berdasaekan prioritas, seperti yang pernah di ungkapkan oleh Abraham Maslow pada tahun 1943 dalam sebuah makalahnya tentang "A Theory of Human Motivation" dimana kebutuhan itu harus di penuhi berdasarkan hirarki kebutuhan dasar.

Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebutlah yang mendorong " id manusia" (keinginan diri) untuk berusaha memenuhi kesenangan dan kebutuhannya, seperti membeli kebutuhan makanan dan minuman seperti beras, ikan, sayur-mayur , bahkan manisan untuk berbuka puasa. Sebagai salah satu contoh : ketika seorang merasa lapar atau haus maka akan segera memenuhi kebutuhan tersebut dengan makan atau minum sampai "id" tersebut terpenuhi.

Jika kebutuhan -kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka akan timbul kecemasan dan ketegangan dalam diri manusia. Sehingga respon tubuh adalah keluar rumah untuk mencari kebutuhan yang di inginkan tersebut.

Lantas, apa kaitannya dengan corona ?

Penyebaran wabah virus Corona yang semakin masif membuat banyak aktivitas warga terganggu. Di sisi lain warga juga butuh berbelanja untuk memenuhi kebutuhan pokok. Merebaknya Virus Corona tentu membuat Anda tak bisa sering-sering ke supermarket, terlebih setelah ada himbauan social distancing, dan di rumah saja. Namun, kebutuhan sehari-hari yang tak bisa dilewatkan, tetap harus dipenuhi.

Dua sisi yang terkadang membuat bimbang adalah di satu sisi manusia ingin memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, di sisi lain sesorang tersebut harus berhadapan dengan pandemi corona yang makin mengerikan. Bergerak pun salah, berdiam diri tambah serba salah. Jangan mudah menyalahkan sesorang yang keluar rumah dengan alasan kebutuhan, karena kebutuhan tersebut menjadi faktor kelangsungan hidup keluargannya. Jangan pula di anggap benar jika berdiam diri di rumah, jika keluarganya terancam oleh ketidakterpenuhinya kebutuhan.Dua sisi sulit ini yang sedang di alami oleh masyarakat indonesia saat ini.

Antara pentingnya kebutuhan dan ancaman corona ibarat sebuah peribahasa "bagai makan buah simalakama". Jika seseorang mampu memenuhi kebutuhan di tengah pandemi dan corona terhindarkan, keluarga tenang dan bisa makan tiap hari. Tapi jika corona tidak mampu di hindari, keluarga akan jatuh dalam kesedihan yang teramat dalam. pemerintah harus bisa menyeimbangkan dua sisi yang begitu berbeda ini.

Beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah antara lain :

PERTAMA : pemerintah harus memastikan bantuan sembako, masker, dan kebutuhan lainnya tepat sasaran. Keluarga yang terdampak corona benar-benar mendapatkan kebutuhan selama masa karantina, dalam hal ini pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kelurahan setempat dalam hal data penerimaan bantuan, sehingga keluraga terdampak tersebut benar -benar taat melakukan karantina sesuai anjuran pemerintah.

KEDUA : pemerintah daerah mendorong pemerintah desa dan kelurahan untuk mengaktifkan gerbang desa dan kelurahan di pintu masuk desa dan kelurahan tersebut. setiap warga yang keluar masuk di data dan wajib memakai masker, serta menyediakan tempat cuci tangan bagi siapa saja yang keluar masuk di wilayah tersebut. hal ini dapat membantu merubah perilaku hidup sehat warga yang kemudian dapat menjadi dorongan tersendiri bagi warga setempat untuk membiasakan hidup sehat dan bersih secara mandiri. Kegiatan ini tentu di butuhkan tenaga relawan desa dan kelurahan yang nantinya akan bertugas di gerbang desa tersebut, dengan mempertimbangkan insertif yang layak sesuai kesepakatan bersama dengan menggunakan dana desa atau kelurahan di tengah pandemi, atau ddi dapat melalui donasi warga.

KETIGA : menfasilitasi, menyediakan modal dan wadah serta mendukung masyarakat dalam mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM ) yang bergerak di bidang kuliner di desa dan kelurahan setempat. Hal ini bertujuan agar warga tidak lagi keluar untuk mencari kebutuhan pokok ( makanan/minuman) atau cemilan untuk berbuka puasa keluar wilayah, sehingga aktivitas warga bisa di minimalisir. Kebutuhan -kebutuhan pokok tersebut dapat di pasarkan secara online dalam desa dan kelurahan setempat.

KEEMPAT : membuka dan mengaktifkan Koperasi simpan pinjam di desa dan kelurahan tersebut. Dengan begitu warga yang di sekitar akan mudah mendapatkan apa yang semestinya di butuhkan.

KELIMA : Mengaktifkan kembali pos kamling desa dan kelurahan serta menyepakati pemberlakuan jam malam, sebagai bentuk kewaspadaan di tengah pandemi.

Pemerintah pusat sudah berkomitmen akan memberikan perhatian besar dan memberikan prioritas utama dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kitapun harus sadar bahwa tantangan yang kita hadapi tidak mudah, corona sudah menyebar kemana -mana, kita harus hadapi bersama-sama, demi kelangsungan hidup masyarakat. (*) (Penulis adalah Sekertaris Puskesmas Dompu Mulyadin, AMD.Kep)